SP-36 merupakan pupuk yang dibuat
dengan campuran asam sulfat dan asam fosfat (mix acid) dengan batuan
phospat (Kent,2007). Pupuk SP-36 bertujuan untuk memacu pertumbuhan
akar, memacu pertumbuhan bunga, mempercepat panen dan mempercepat terbentuknya
bunga menjadi buah (www.petrokimia-gresik.com). Hartatik dan Idris (2008) telah
meneliti kelarutan pupuk fosfat dalam tanah gambut dengan bahan tambahan
amelioran tanah mineral. Hasil yang didapat yaitu pupuk buatan SP-36 lebih
larut daripada batuan pospat alami sehingga pupuk SP-36 dapat digunakan pada
keadaan tanah gambut. Alamsjah dkk (2009) juga telah meneliti mengenai pengaruh
kombinasi pupuk TSP dan NPK terhadap pertumbuhan, kadar air dan klorofil rumput
laut Gracilaria verrucosa. Pada
pemberian TSP:NPK 50%:50% pertumbuhan rumput laut menunjukkan hasil yang paling
baik.
Proses yang
digunakan adalah Tennessee Valley Authority (TVA).
Prinsipnya adalah mengubah tricalcium
phosphate menjadi garam yang mudah larut dalam air (mono calcium phosphate). Secara garis besar metode pembuatan pupuk
SP-36 adalah mencampur asam sulfat dengan asam phospat dengan perbandingan 30 :
70 (mix acid) lalu melarutkan batuan
phospat yang sebelumnya telah di treatment ke dalam larutan mix acid tersebut di dalam sebuah cone mixer tank.
Campuran
tersebut akan membentuk slurry panas
yang akan dialirkan ke dalam suatu belt
conveyor, di dalam perjalan di atas belt
conveyor tersebut slurry akan
memadat dan akan membentuk padatan yang disebut ROP. Pada dasarnya tahapan
menjadi ROP inilah yang dijadikan parameter utama bahwa komposisi pembuatan
pupuk sudah benar.
Setelah
terbentuk ROP yang berbentuk bongkahan, maka treatment selanjutnya adalah penyeragaman ukuran butiran ROP
tersebut dilanjutkan dengan pengantongan. Dari sekian banyak peralatan yang
digunakan, maka untuk menunjang serta mendukung penyelesaian tugas khusus hanya
ditinjau satu alat yaitu belt conveyor yang disasumsikan sebagai PFR.
Drag conveyor adalah salah
satu alat yang mempunyai peran penting dalam pembuatan pupuk SP – 36 setelah
cone mixer tank. Cone mixer tank
berfungsi untuk mencampurkan mix acid
dengan batuan fosfat sehingga membentuk larutan slurry. Pencampuran berlangsung sangat cepat ( < 2 detik ). Slurry keluar cone mixer dialirkan ke gudang R.O.P dengan menggunakan drag conveyor yang juga berfungsi
sebagai reaktor. Reaksi yang terjadi di drag
conveyor adalah :
Slurry yang dihasilkan dari pencampuran mix acid dan batuan pospat akan langsung
memadat ketika berada di drag conveyor.
Proses pembuatan
pupuk SP-36 digambarkan pada Gambar 1.
II.2 Pupuk NPK
Pupuk NPK merupakan
jenis pupuk majemuk. Definisi dari pupuk majemuk ialah pupuk dengan kandungan
mineral lebih dari satu (Kent,2007). Pupuk NPK bermanfaat untuk memperbesar
ukuran buah, menjadikan batang lebih tegak, memacu pertumbuhan akar, dan
memperlancar pembentukan pati (www.petrokimia-gresik.com). Solis dkk (2013)
telah meneliti respon dari kandungan NPK pada tumbuhan Camelina di Chile. Hasil
dari penelitian tersebut mengindikasikan bahwa kebutuhan unsur nitrogen untuk
pertumbuhan Camelina lebih dominan daripada kebutuhan P dan K.
Pabrik di PT.Petrokimia Gresik memproduksi 2 jenis pupuk
NPK, yaitu NPK Phonska dan NPK Kebomas. Perbedaan ini hanya ditinjau dari segi
subsidi dan nonsubsidi. NPK Phonska merupakan pupuk bersubsidi dan NPK Kebomas
merupakan pupuk nonsubsidi. Kandungan NPK Phonska yaitu 15:15:15, dan untuk NPK Kebomas dapat
menyesuaikan permintaan konsumen, seperti NPK plus Mg, NPK plus Zn, atau bahkan
NPS.
Dalam memproduksi
pupuk NPK, terdapat dua mekanisme yaitu liquid base dan solid base. Pada liquid
base reaksi pembentukan DAP (Diamonium Phospate) terjadi dalam prenetralizer
tank yaitu:
NH3(g) + H3PO4(aq) à NH4PO4(aq)
NH3(g)
+NH4PO4(aq) à (NH4)2
HPO4(aq)
Hasil reaksi tersebut kemudian dikirim ke granulator untuk dicampur
dengan Urea, ZA, dan KCl.
Pada solid base, DAP sudah dalam bentuk padat sehingga
proses pembuatan NPK tinggal dicampur dan digranulasikan dengan urea, ZA, KCl.
Perbedaan proses solid base dan liquid base disajikan
pada Gambar 2 dan 3.
II.4. Pupuk ZK
Produk pupuk ZK merupakan pupuk yang terbuat
dengan mereaksikan asam sulfat dengan potassium klorida.
Reaksi yang terjadi ditunjukkan dari
persamaan berikut:
H2SO4(aq) + 2KCl(s)àK2SO4(s) + 2HCl(g)
Reaksi berlangsung dalam sebuah furnace
dengan suhu 500oC, dengan sistem reactor MANHEIMM. Hasil berupa ZK
dalam fase padat dan HCl dalam fase gas, ZK kemudian di screening dan di
bagging. Hasil HCl kemudian di scrubbing dan dapat dijual sebagai larutan HCl.
HCl dalam produk ZK dibatasi dengan menambahkan alkali (Na2CO3)
agar kadar maksimal Cl sebesar 2,5%. Kadar kalium (K2O) di pupuk ZK
sebesar 50% dan sulfur (S) 17%.
Mancap... Tapi q kagak faham
ReplyDelete